Menurutnya keluhan Indonesia tidak mendapat tanggapan yang baik dan patut. Menurut Anwar BNN telah memberikan pengertian kepada Pemerintah Cina untuk membantu Indonesia bagi mencegah masuknya narkoba ke Indonesia.
"Karena Cina merupakan negara penyalur narkoba terbesar ke Indonesia tapi usaha itu sia-sia karena hukum yang ada di sana membolehkan apapun untuk diproduksi dan dijual ke luar negaranya," kata Anwar.
Di Cina, kata Anwar, yang tidak boleh dilakukan hanya satu yaitu melakukan kejahatan kepada negara. Oleh karena itu, jika Indonesia menyalahkan Pemerintah Cina, maka mereka menilai tidak salah. "Yang salah adalah yang memakai dan menggunakannya," katanya.
Anwar melanjutkan sikap pemerintah dan masyarakat Cina yang seperti ini tentu jelas sangat disesalkan. Anwar mengatakan tingkat belanja narkoba saat ini sudah berada pada kisaran Rp 72 triliun.
Menurut Anwar tingkat keuntungan yang bisa diraih dari perdagangan narkoba ini sangat besar, maka tidak mustahil mereka akan memasukkan narkoba ke Indonesia melalui berbagai cara.
"Untuk itu perlu dibuat peraturan dan pengawasan khusus terhadap semua barang yang diimpor dari Cina sehingga tidak memungkinkan suplai narkoba dari Cina ini akan masuk ke Indonesia," tambah Anwar.
Anwar mengatakan Indonesia perlu mencurigai dalam setiap barang yang diimpor dari Cina. Tidak mustahil, kata Anwar, di dalamnya diselipkan narkoba.
Bila ini yang terjadi maka Indonesia akan menjadi pasar besar bagi perdagangan narkoba. Hal ini, lanjut Anwar pada waktunya tentu saja akan sangat membahayakan kehidupan anak-anak bangsa dan ini tentu saja jelas tidak diinginkan.
Anwar beranggapan perlu adanya kebijakan dan pengawasan khusus dalam menghadapi semua barang-barang yang diimpor dari Cina.
Pengawasan ini menurut Anwar harus dilakukan secara terus menerus sampai pemerintah dan masyarakat Cina siap menjamin setiap barang yang mereka ekspor ke Indonesia steril dari narkoba. "Karena kita tidak mau anak-anak bangsa ini akan rusak dan berantakan oleh karenanya," ujar Anwar. (nt)
Anwar melanjutkan sikap pemerintah dan masyarakat Cina yang seperti ini tentu jelas sangat disesalkan. Anwar mengatakan tingkat belanja narkoba saat ini sudah berada pada kisaran Rp 72 triliun.
Menurut Anwar tingkat keuntungan yang bisa diraih dari perdagangan narkoba ini sangat besar, maka tidak mustahil mereka akan memasukkan narkoba ke Indonesia melalui berbagai cara.
"Untuk itu perlu dibuat peraturan dan pengawasan khusus terhadap semua barang yang diimpor dari Cina sehingga tidak memungkinkan suplai narkoba dari Cina ini akan masuk ke Indonesia," tambah Anwar.
Anwar mengatakan Indonesia perlu mencurigai dalam setiap barang yang diimpor dari Cina. Tidak mustahil, kata Anwar, di dalamnya diselipkan narkoba.
Bila ini yang terjadi maka Indonesia akan menjadi pasar besar bagi perdagangan narkoba. Hal ini, lanjut Anwar pada waktunya tentu saja akan sangat membahayakan kehidupan anak-anak bangsa dan ini tentu saja jelas tidak diinginkan.
Anwar beranggapan perlu adanya kebijakan dan pengawasan khusus dalam menghadapi semua barang-barang yang diimpor dari Cina.
Pengawasan ini menurut Anwar harus dilakukan secara terus menerus sampai pemerintah dan masyarakat Cina siap menjamin setiap barang yang mereka ekspor ke Indonesia steril dari narkoba. "Karena kita tidak mau anak-anak bangsa ini akan rusak dan berantakan oleh karenanya," ujar Anwar. (nt)
0 Response to "PERMINTAAN SEMAKIN BESAR, CINA DUKUNG WARGANYA EKSPOR NARKOBA KE INDONESIA"
Post a Comment