Kenapa Kasus Yuyun Mati Diperkosa 14 Pria Tidak Se-Tenar Kasus Korupsi?

TosViral - Kasus TKI ternyata tidak pernah pudar di luar negeri. Pasalnya pengawasan kurang ketat oleh pihak keamanan setempat ditempat mereka bekerja. Sehingga banyak merugikan para pekerja ini baik dari segi sosial maupun mental mereka.

Kenapa Kasus Yuyun Mati Diperkosa 14 Pria Tidak Se-Tenar Kasus Korupsi?

Pertanyaan tentang keadilan banyak bermunculan di media sosial terhadap kasus kekerasan. Seperti kasus perkosaan di Bengkulu yang menewaskan Yuyun remaja 14 tahun setelah digauli 14 pria disebuah desa terpencil. Ancaman hukuman yang diberikan kepada pelaku selama 15 tahun kurungan.

Salah satu sindiran yang dilontarkan oleh sebuah akun dengan menyatakan kasus perkosaan tidak pantas mendapat perhatian lebih dibanding drama politik ibukota atau kasus korupsi.

Dan seorang aktivis serta musisi independen, Kartika Jahja mengatakan bahwa, "Kita sudah mati rasa", "Oh kasus perkosaan lagi...Oke. Lanjut. Itu lebih menyakitkan terkadang dari kejahatannya sendiri".

Kenapa Kasus Yuyun Mati Diperkosa 14 Pria Tidak Se-Tenar Kasus Korupsi?

Tidak banyak media yang memberitakan kasus Yuyun tersebut. Kejadian yang terjadi pada 5 April lalu, padahal ini sudah lama. Namun di Twitter dengan inisiatif pengguna media sosial tersebut mulai naik ke permukaan dengan Hastag #Nyala Untuk Yuyun. Terdapat 1.800 kicauan pada akun tersebut sebagai wujud solidaritas.

Kejadian Yuyun tersebut dinyatakan Kapolres Rejang Lebong Dirmanto bahwa para tersangka membunuh korban dengan menjatuhkannya ke jurang. Lalu kondisi tangan korban yang terikat setelah diperkosa.

Kecenderungan masyarakat akan menyalahkan para korban, karena pakaian yang dipakai, pulang malam atau orangtua tidak mendidik anak perempuan dengan benar. Hal ini yang menjadikan korban enggan untuk melapor pada pihak yang berwajib.

Kenapa Kasus Yuyun Mati Diperkosa 14 Pria Tidak Se-Tenar Kasus Korupsi?

Pola pikir seperti itu harus dirubah, sebab pelaku lah yang melakukan tindak kejahatan sesungguhnya.

Direktur kampanye kelompok penyintas kekerasan seksual Lentera Indonesia, Sophia Hage menyatakan, "Kasus Yuyun adalah sebuah cerminan. Ujung dari gunung es, karena lebih 75 % kekerasan seksual tidak dilaporkan".